Blogging & Writing Mentor Edisi Maret 2019: Cerita Menerbitkan Buku Solo (Irma Tazkiyya - Arab Saudi)


Assalammualaikum. Semangat pagi semuanya. Alhamdulillah dipagi hari ini kita masih diberikan nikmat sehat dan islam.

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih banyak atas kesempatannya untuk berbagi kisah tentang menerbitkan buku solo.

Saya yakin seyakin yakinnya, teman-teman disini adalah orang-orang yang mempunyai minat dan atau bakat didunia literasi. Saya hanya kebetulan jadi yang pertama berbagi cerita. Saya pun berada di RB Literasi IP Asia ini karena ingin belajar bersama teman-teman yg ada disini.

Semoga apa yang disampaikan nanti bisa bermanfaaat ya... Aamiin


Temukan Alasan 

Mengapa saya perlu punya karya?

Bagi saya alasan ini penting sekali, karena dalam perjalanan kita menyelesaikan tulisan, mungkin saja banyak hambatannya. Entah itu hambatan dari faktor internal maupun eksternal diri.

Di akhir tahun kemarin kita menulis bareng dengan tema Resolusi 2019. Tulisan ini jadi cambuk untuk saya, karena salah satu resolusi sy adalah #2019punyakaryasolo.

Bukan hanya sebuah resolusi semata. Resolusi ini menjadi 'azzam yg kuat' buat saya untuk merealisasikannya.

Berawal saat saya membacakan buku cerita anak kepada anak saya, terbesit dalam hati, mengapa bukan karya ibu nya saja yg dibacakan!

Akhirnya saya mencari jalan untuk menuntaskan 'azzam' saya.

Ini adalah step-step untuk menuntaskan azzam saya


Luruskan Niat

Tanyakan pada diri, Mengapa kita menulis?

Jika kita menulis hanya untuk mendapatkan pundi-pundi uang atau poopularitas, apakah alasan itu menguatkan?
Jika dalam perjalanan menyelesaikan naskah tulisan ternyata kita mendapatkan uang atau popularitas dari pintu lain, tulisan kita tak akan pernah selesai.

Berbeda jika, alasan kita menulis sangat menyentuh jiwa kita, seperti halnya kita menulis dan mempunyai karya untuk anak-anak kita, untuk bermanfaat banyak orang. Alasan sederhana ini, cukup kuat bagi saya untuk menyelesaikan tulisan saya.

Yang kedua

Masuk Komunitas Literasi
Seperti halnya RB Literasi IP Asia, disini menjadi wadah bagi teman-teman untuk berkarya, saling support, saling berbagi ilmu.

Komunitas yang sesuai dengan misi sangat membantu kita tetap berada pada jalurnya, agar visi kita didunia literasi bisa terealisasi kan!

Ketiga

Belajar pada ahlinya
Saya sadar, ilmu dalam dunia literasi saya masih minim. Ibarat pohon, saya baru ditanam, masih butuh pupuk, air, sinar matahari dan perawatan yang tepat agar pohon ini tumbuh menjadi pohon yang kuat.

Oleh karenanya saya mencari guru untuk membimbing saya.

Saya pernah mengikuti kulwhap tentang kepenulisan di salah satu region Ibu Profesional, pembicaranya mba Ernawati Lilys. Setelah itu, saya coba follow media sosialnya dan kirim pesan. Dan beliau-lah yg membimbing saya sampai selesai menyelesaikan naskah "Menjadi Mamah Papah yang Asyik"

Ini karya solo perdana saya, dan alhamdulillah bu septi bisa memberikan testimoninya

Membaca buku

Membaca sumber ilmu.

Jika ada yg bertanya, "Apa hobi mu?" Janganlah menjawab hobiku membaca.

Mengapa?
Karena membaca itu bukan hobi, melainkan kebutuhan. Membaca adalah nutrisi otak, sama halnya seperti makan. Makan dan membaca adalah sebuah kebutuhan.

Membaca juga membuat banyak ide yang muncul. Bukankah membaca adalah jendela dunia.

Menulis-menulis-menulis

Tak ada pilihan lain, selain menulis jika kita ingin punya karya didunia literasi.

Saya menyelesaikan buku Menjadi Mamah Papah yang Asik selama 2 bulan. Bagaimana saya menyelesaikan naskah ini? Saya konsisten selama 2 bulan menulis 2  hari sekali dari jam 11 atau 12 malam sampai jam 2 dini hari.

Konsisten menulis saat anak-anak saya yang masih bayi dan balita sedang tidur pulas di malam hari.

Pagi-siang-sore harinya tetap membersami kedua buah hati dan menjalankan  pekerjaan domestik.

Lantas, ke penerbit manakah buku Menjadi Mamah Papah yg Asik berlabuh?

Sebelumnya saya ingin sharing sedikit tentang kepenerbitan yg saya tau yah

Tentang penerbit

Apa perbedaan Self publishing, Indie dan mayor?
Penerbitan indie dan self-publishing itu berbeda. Tapi kalau sekarang, orang cenderung mengenalnya menjadi satu kesatuan.  Banyak yang mempersepsikan indie terbit secara self publishing.

Sebelum kita mengenal penerbitan indie dan self-publishing, kita bahas dulu tentang penerbit mayor.
Penerbit Mayor, arti mayor sendiri berarti besar.
Skala cetak mereka untuk satu judul naskah minimal cetak 3000 eksmplar.

Jangkauan pemasaran mereka juga lebih luas. Dalam seleksi naskah mereka lebih ketat. Yang membedakan indie dan mayor, lebih ke jumlah cetak dan manajamen mereka. Serta skala pemasaran.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa buku terbit mayor itu bisa dilihat masuk toko buku. Pendapat ini tidak salah, tapi penerbit Indie dan Self Publishing bisa juga masuk toko buku. Tergantung kesanggupan untuk mencetak buku minimal 1000 eksmplar. Untuk masuk ke toko yang di perlukan bukan dari terbit secara self, indie, atau mayor. Yang dibutuhkan satu yaitu modal yang besar.

Penerbit indie bisa dibilang skala kecilnya penerbit major. Jadi, penulis tinggal mengirimkan naskah yang kemudian di seleksi. Setelah itu, semua prosesnya penerbit yang menanggung. Bedanya, jumlah cetaknya tidak sebesar di penerbit major dan pemasarannya terbatas.

Nah ada juga yang mencetak bukunya sesuai dengan Pre-Order

Self publishing murni semua dari penulis. Dari urusan pemasaran, penerbitan dan penjualan.

Ada berapa keuntungan menerbitkan buku secara self publishing
1. Kita bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar
2. Kita bisa belajar marketing
3. Bisa manajemen keuntungan yang ingin didapatkan
4. Bisa mengendalikan pasar

Kerugian
1. Resiko buku tidak laku
2. Resiko kesalahan teknis
3. Membutuhkan tenaga ekstra dan sedikit lebih rumit

Menerbitkan self publishing, bagus di tempuh bila percaya pada naskah. Percaya telah memiliki market. Percaya pada branding.

Tapi bila, baru mencoba menulis lalu ingin menerbitkan buku, bisa juga pakai jalur self publishing. Tapi jangan kecewa bila buku tidak banyak laku terjual.

Sebenarnya bila ingin mengambil keuntungan yang lebih dan berkali lipat bagusnya pakai self publishing.

-------------------------
Seperti yang disampaikan oleh Irma Tazkiyya pada program Blogging & Writing Mentor perdana.

Semoga bermanfaat!

Salam Hangat,
RB Literasi IP Asia


No comments