Blogging & Writing Mentor Edisi September 2020: Berkenalan dengan Metode Membacakan Nyaring/Read Aloud (Putriana Perwitasari - Malaysia)



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hai, Para Pejuang Literasi.

Apa kabar semuanya?

Semoga selalu dalam keadaan sehat dan semangat menebar literasi. Bulan September 2020 kali ini, kegiatan rutin kami, Blogging and Writing Mentor (BWM), telah mengundang Kakak Putriana Perwitasari yang berdomisili di Malaysia sebagai narasumber dengan judul ‘Berkenalan dengan Metode Membacakan Nyaring (Read Aloud)’.

Pun, keseruan BWM kali ini ditemani oleh moderator Kakak Indri RIzkina H, yang dilaksanakan secara Zoom Meeting pada Rabu siang, 30 September 2020 lalu.

Yuk, kita langsung saja simak keseruan BWM edisi bulan September 2020.
--------------------------------------------------------------------------

Apa sih ‘Read Aloud’ itu?

Sebenarnya kegiatan ini sudah sering kita lakukan sehari-hari tanpa kita sadari. Namun, isitlah tersebut sesuatu yang sedang tren akhir-akhir ini. Jadi, ‘Read Aloud’ atau ‘Membacakan Nyaring’ suatu kegiatan membaca yang diucapkan, sambil ditunjuk kata/kalimatnya.

Bahan bacaannya pun bisa apa saja. Tidak harus buku. Tulisan-tulisan yang tertera di sepanjang jalan yang kita ucapkan pun termasuk membaca nyaring.

Sejarah Read Aloud

Berawal dari Jim Trelease mempunyai masa kecil sering dibacakan buku oleh kedua orangtuanya sehingga membentuk suatu kenangan indah. Kenangan inilah beliau tuangkan ke dalam bukunya, ‘The Read Aloud Handbook’. Lalu buku Jim Trelease dibawa masuk ke Indonesia oleh Roosie Setiawan, sekaligus mendirikan Komunitas Reading Bugs.

Filosofi

Pertumbuhan dan perkembangan anak dalam literasi dimulai dari mendengarkan. Selama dibacakan buku secara tidak langsung terbentuk tabungan kata sehingga menjadi modal awal untuk berbicara, membaca dan menulis. Selain itu uniknya ‘Read Aloud’ saat membacakannya harus sambil ditunjuk pada setiap katanya. Agar anak-anak menjadi familier.

Manfaat

1. Membantu perkembangan otak
Tahap awal jalur saraf pada otak tumbuh kembang anak masih belum sempurna. Ketika mereka diajak berbicara terus-menerus dapat merangsang jalur saraf baru sebagai tahap lanjutan.

2. Melatih kemampuan mendengar
Anak-anak yang sering dan terbiasa dibacakan buku dapat membedakan perbedaan huruf saat diucapkan.

3. Menambah kosakata
Semakin bervariasi apa yang kita baca dan ucapkan, akan menambah kosakata pada anak-anak.

4. Melatih rentang perhatian
Hampir banyak orang tua mengeluhkan anak-anaknya kurang fokus dalam belajar. Justru kegiatan ‘Read Aloud’ ini salah satu cara melatih fokus anak yang sesuai usianya. Sebenarnya anak-anaknya sangat mudah mengenali suara orang tuanya, sehingga lebih memudahkan anak untuk belajar fokus.

5. Memperkenalkan konsep media cetak.
Tujuannya memperkenalkan bentuk tulisan dan gambar, di mana berupa simbol yang mempunyai makna.

6. Merangsang imajinasi.
Secara tidak sadar saat kita bacakan suatu cerita, anak-anak akan membayangkan suatu imajinasi di dalam otaknya.

7. Ikatan istimewa dengan orang tua
Harus dijadikan aktivitas yang paling digemari bersama anak-anak.

8. Membangun kebiasaan membaca
Selain mengharapkan anak-anak gemar membaca, orang tua pun harus menjadi teladan yang menyukai membaca juga.

Tahapan Read Aloud

Sebenarnya tidak ada tahapan yang spesial. Semua orang tua seharusnya bisa melakukannya. Namun, agar lebih nyaman saat menjalaninya, ada beberapa tahapan.

1. Persiapan
Sebelumnya kita harus menentukan tujuannya. Misal, kita ingin mengenalkan tentang akhlak atau membantu proses toilet trainning. Selain itu, sebelum dibacakan kepada anak, kita harus tahu terlebih dahulu isi ceritanya. Karena momen pertama membacakan buku sangat penting.

2. Awal
Dengan mengajak anak-anak secara menyenangkan bisa dimulai dengan membuka percakapan buku apa yang akan kita baca saat melihat halaman mukanya. Selain itu, selalu menyebutkan nama penulis dan ilustrator, lebih ditujukan untuk membangun kepahaman bahwa buku itu ada yang membuatnya. Agar berlatih untuk menghargai suatu karya.

3. Saat
Sebisa mungkin mengalir saja atau mengulangi kata-kata yang ingin kita tekankan maknanya. Bahkan terkadang anak-anak justru lebih fokus kepada gambarnya. Hal tersebut tidak apa, kita sebagai orang tua cukup memberikan apresiasi apa yang menarik perhatiannya. Saat membaca jangan terlalu cepat atau lambat. Lalu berikan waktu untuk berdiskusi dua arah.

4.Setelah
Dengan cara meminta untuk menceritakan kembali buku yang telah dibaca. Seperti tentang apa saja, siapa perannya, dan sebagainya.

Memilih buku

Ada beberapa tips dari saya sendiri, tapi bisa disesuaikan kepada keluarga masing-masing.

1. Harus mempunyai kurikulum.
Dulu memang tidak terbatas dalam membeli buku, tetapi setelah mempunyai kurikulum tahap tumbuh kembang anak, jadi lebih sesuai dan hemat dalam pengeluaran. Misal anak-anak saat ini tertarik tentang ikan, kita para orang tua bisa menyediakan buku-buku tentang ikan. Walaupun tidak wajib mempunyai kurikulum, tetapi harus mengetahui tujuan mempunyai buku ini untuk apa.

2. Kebutuhan
Kembali kepada kurikulum yang sudah kita tentukan. Sebaiknya tidak menyimpang dari kebutuhan anak-anak.

3. Pilihan font
Begitu banyak buku yang menarik, baik dari warna, gambar bahkan font tulisan. Namun, saya lebih menyarankan jangan tumpang tindih antara font dengan gambar atau warnanya sama terang atau gelap.

4. Value
Sebaiknya ditentukan dari awal, buku bacaan yang disajikan mau seperti apa. Misal buku-buku agama yang isinya shahih (sesuai Alquran dan Alhadis). Selain itu, buku-buku yang saya sarankan tokohnya tetap manusia, bukan fantasi. Walaupun tokoh hewan pun tidak dilarang, tapi kita harus mempunyai batasan sampai sejauh apa kita mengizinkan.

5. Don’t Judge The Book By Its Cover
Sebelum membeli buku, wajib mencari review. Diusahakan review-nya dalam bentuk video, karena selain tahu isinya, kita memahami kisah yang diceritakan.

6. Preferensi
Hal ini penting, karena ketika orang tuanya suka membacanya, biasanya anak-anak pun turut bahagia saat dibacakan.

‘Read Aloud’ vs Berkisah

Untuk berkisah harus mempunyai kriteria khusus. Kisah yang memang terjadi. Bukan dongeng atau karangan kita sendiri. Selain itu harus ada mengandung pengajaran dan diakhiri dengan hikmah.

Yang terakhir, jangan lupa Read Aloud 15 menit/hari/anak. Setidaknya sudah membantu anak dalam tumbuh kembangnya.

---------------------------------------------------------------

Alhamdulillah, kegiatan BWM ini berakhir dengan seru dan menyenangkan. Jika ingin melihat materi dari Kakak Uut, silakan klik tautan di sini.


Semoga bermanfaat!

Salam hangat,
Tim RUMBEL Literasi Ibu Profesional Asia




No comments