Diswhap Mendongeng RB Playdate

Assalamualaikum, Ibu Pembelajar di Asia dan di manapun berada.

Ibu-ibu tentu tahu dong, kalau IP Asia telah menelurkan rumah belajar baru di bulan Agustus lalu? Betul, itu adalah Rumah Belajar Playdate yang digawangi oleh Bunda Putriana dari Malaysia. Meski masih seumur jagung, RB Playdate sudah memiliki berbagai aktivitas yang seru, lho. Salah satunya adalah Diswhap Mendongeng yang merupakan salah satu kegiatan pertama RB Playdate.



Diswhap Mendongeng ini dipandu oleh Bunda Alfa dari Brunei dan dilaksanakan di chanel Slack RB Playdate Ibu Profesional Asia. Karena bentuknya diswhap alias diskusi whatsapp tapi tidak dilakukan di whatsapp, materi mendongeng ini lebih bersifat berbagi. Jadi ibu-ibu pembelajar anggota RB Playdate juga bisa saling diskusi dan sharing pengalamannya mendongeng. Asik kan. Mau tahu apa saja yang didiskusikan oleh ibu-ibu anggota RB Playdate IP Asia, yuk kita langsung baca resumenya.

MENDONGENG UNTUK ANAK


Ternyata aktivitas mendongeng untuk anak sudah banyak dilakukan oleh bunda-bunda yang tergabung di RB Playdate. Ada yang mendongeng dengan bantuan buku atau read aloud, ada yang mengarang bebas, ada yang rutin setiap malam mendongeng, ada juga yang belum pede.

Tapi yang jelas mendongeng sudah menjadi bagian dari keseharian para ibu pembelajar Asia. Alhamdulillah. Karena mendongeng untuk anak ini banyak sekali lho manfaatnya, salah satunya adalah yang disebutkan oleh Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. atau yang sering kita kenal dengan sebutan Kak Seto.


MANFAAT MENDONGENG

Selain merangsang kecerdasan dan kreativitas anak, mendongeng juga dapat membantu anak dalam perkembangan linguistiknya. Anak yang sering didongengi jadi lebih banyak mengenal kosakata dan lebih mudah memahami kalimat. Tapi ini tentunya jika anak tidak mengalami gangguan kesehatan dan perkembangan ya, seperti speech delay, autis, dll.

Bunda Dian Mariesta dan bunda Ita Utami Aidid dari Malaysia membuktikan bahwa membacakan buku untuk anak dapat meningkatkan kecerdasan linguistik anak. Hal ini dirasakan bunda Dian ketika usia si kecil menjelang 3 tahun. Tiba-tiba saja dia sudah bisa membaca tulisan dengan suku kata tunggal seperti cow, cat, dog, dsb. Padahal Bunda Dian belum pernah mengajarkannya membaca. Hanya saja saat membacakan buku, beliau melakukannya sambil menunjuk kata satu per satu. Anak yang memperhatikan lama-lama hafal dengan kata-kata tersebut dan sejak itu kemampuan membacanya jadi meningkat drastis, begitu juga dengan kecintaan anak bunda Dian terhadap buku. Tidak hanya itu, anak bunda Dian juga jadi kreatif dan suka mengarang cerita lho. 

KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK MENDONGENG?

Nah, karena memiliki banyak manfaat, sebaiknya mendongeng dilakukan secara rutin ya, Ibu-ibu.


Sebaiknya mendongeng dilakukan secara rutin. Kalau bisa setiap hari lebih baik, kalau tidak bisa setidaknya dua atau tiga kali sehari dibuatkan waktu khusus untuk mendongeng. 5 - 15 menit untuk anak batita sudah cukup. Semakin besar usia anak, rentang waktu dongeng boleh diperpanjang. Boleh ambil waktu sebelum tidur atau kapan saja asal kondisi hati anak sedang bagus.

Tidak ada waktu ideal untuk mendongeng. Sesuaikan dengan waktu yang tepat bagi ibu dan anak. Kalau misalnya anak lebih suka diajak bercerita sambil bermain atau menemani ibunya kerja di dapur ya boleh saja, atau saat anak melihat benda yang menarik dan ibunya ingin mendongeng dengan bantuan alat tersebut juga tidak dilarang. 


Bahkan di keluarga bunda Asmaul Husna dan bunda Micky Herera, tidak jarang aktivitas mendongeng dilakukan untuk menenangkan anak-anak mereka saat tantrum. Dan itu efektif meredakan tantrum lho. Mungkin ibu-ibu yang sedang mengalami masalah dengan tantrum anak bisa mencoba cara tersebut ya.



TAHAPAN MENDONGENG

Selain yang sudah menjadikan dongeng sebagai aktivitas rutin, beberapa ibu pembelajar Asia ada yang baru mulai mendongeng untuk putra-putrinya. Ada juga yang sudah mulai bercerita untuk bayi yang masih dalam kandungannya. Tidak ada istilah terlalu awal atau terlambat untuk mendongeng ya, Bu. 

Mendongeng bisa dimulai dari membacakan buku yang sesuai dengan usianya atau menggunakan alat peraga yang menarik dengan cerita-cerita sederhana yang dekat dengan keseharian si anak. Misalnya kisah anak yang tidak mau menggosok gigi. Lakukan dalam durasi yang singkat dulu, jika anak tampak tertarik bisa diperpanjang. Dan jangan patah semangat jika anak nampak tidak berminat mendengarkan dongeng. Coba lagi di lain waktu.

TEKNIK MENDONGENG UNTUK ANAK

Mendongeng untuk anak itu mudah kok, ibu nggak harus ahli mengubah suara atau mengoleksi aneka boneka tangan sebagai sarana mendongeng. Ibu (dan ayah) hanya perlu melakukan beberapa hal ini:


Pilih cerita yang kita atau anak sukai agar ekspresi dan emosi pendongeng dan yang didongengi tergali. Untuk anak yang masih kecil sebaiknya pilih cerita yang bisa membuatnya gembira. Jika ingin memberikan pesan moral tentang masalah-masalah yang berat seperti kematian, perceraian, perpisahan, cari cerita yang memiliki happy ending.

Bagaimana jika anak hanya menyukai satu cerita tertentu atau hanya ingin membaca 1 buku tertentu berulang-ulang? Yang mendongeng bisa bosan dong, kalau bosan lama-lama akan susah untuk kita mencintai cerita tersebut. Wah, ternyata banyak juga yang mengalami hal tersebut. 

Tipsnya adalah tetap ikuti kemauan anak sambil secara perlahan kita sisipkan kisah yang berbeda dalam cerita tersebut. Atau kita ajak anak memilih bacaan lain yang memiliki benang merah dengan cerita favoritnya. Seperti, "Kita baca buku ini yuk, ini temannya si Kiko yang ada di buku kesukaan kakak itu, lho. Kalau kemarin kan si Kiko ceritanya berlomba sama gajah ya, nah kalau si Dobi ini ngapain ya?"

Kalau setelah itu anak masih memaksa hanya mau dibacakan buku favoritnya, ya mind set kita yang harus diubah, Bu. Storytelling is not about us, the storyteller. It's about the story, about those who listen the story. Jadi ya hati kita yang harus dibuat gembira dan semangat meski harus membaca buku yang sama berulang-ulang.

Storytelling is not about us, the storyteller. It's about the story, about those who listen the story.


Mendongeng tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak menjadi lebih baik. Tapi juga untuk menciptakan kenangan indah untuk anak. Jadikan momen mendongeng itu sesuatu yang spesial untuk kita dan anak. Sesuatu yang bisa dikenang anak sampai dia besar nanti dan meneruskannya ke anak-anaknya.


Mengenai ini, Bunda Alfa berbagi pengalamannya mendongeng untuk anak sulungnya yang sekarang berusia 12 tahun, "Saya membacakan buku untuk si sulung sampai dia kelas 4 SD. Terakhir itu buku favoritnya adalah seri Thea Stilton. Setiap malam kami membaca 1-2 bab. Bagi saya, cara saya membaca biasa aja karena nggak bisa mengubah suara secara ekstrim. Tapi saya menikmati cerita-cerita di buku itu sehingga saya ikut senang saat membacakannya untuk si kakak.

Nah, suatu ketika saya meminta dia untuk mulai membaca sendiri karena saya harus bercerita untuk adiknya. Setelah itu dia nggak mau lagi baca seri itu. Bahkan nggak mau beli buku itu. Ketika saya tanya kenapa, dia bilang dia nggak suka baca buku itu sendiri. Lebih suka kalau mama yang cerita. Rasanya beda. Ceritanya jadi lebih hidup. Huhuhu, saya jadi terharu dong ya.Sekarang dia sudah suka baca novel tebal-tebal sendiri tapi tetap suka nimbrung kalau saya bercerita untuk adiknya. Menurut dia mendengarkan mamanya membacakan buku itu menyenangkan. Semoga saja momen mendongeng ini kelak menjadi salah satu kenangan indah mereka tentang saya."



Ekspresi dan intonasi suara saat mendongeng memang penting, bisa membuat anak tertarik mengikuti cerita kita. Hal ini dibuktikan oleh Bunda Fiftarina Puspitasari dari Singapura yang bercerita bahwa anak bungsunya mulai suka dibacakan buku karena Bunda Fifta mengikuti mimik atau ekspresi karakter di dalam buku tersebut. Itu juga yang membuat bungsunya Bunda Fifta yang baru berusia 17 bulan menyukai aktivitas membaca dan berpengaruh dalam menambah kosakatanya.




Supaya anak tidak bosan, libatkan mereka dalam mendongeng. Kalau Ibu menggunakan read aloud, buat dia tertarik dulu dengan bukunya. Lalu sambil bercerita tunjuk teksnya agar dia juga mengenal huruf dan kata. Bunda Putri menambahkan bahwa teknik ini disebut picture walk, di mana anak dibiarkan mengeksplorasi fisik buku sepuasnya dengan cara membalik buku dan menikmati gambar baru setelah itu diajak bercerita.



Masih bingung cara mendongeng? Lakukan saja dulu, Bu. Tidak perlu menunggu sampai kita bisa mengubah suara atau punya buku yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Mulai saja bercerita dengan materi apa saja yang ada di sekitar kita.


Untuk buku sebaiknya kita tahu dulu isinya sebelum membacakannya pada anak atau membiarkan anak remaja kita membacanya. Memang agak susah ya kalau kita membeli buku yang terbungkus plastik atau titip beli dari para jastiper. Cara mengakalinya adalah baca dulu resensinya dari situs-situs yang terpercaya seperti Goodreads atau influencer dan jastiper yang suka berbagi isi buku.


Soal membacakan buku untuk anak bilingual seperti bunda-bunda yang tinggal di luar negeri atau terbiasa menggunakan dua bahasa dalam kesehariannya, Bunda Ita Utami bertanya apakah kita bisa menerjemahkan buku yang ditulis dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia saat membacakannya untuk anak. Bunda Putri menjawab berdasarkan berbagai sumber yang ia baca, jika tujuannya untuk meningkatkan minat anak, untuk kreativitas, bonding, dll maka tidak masalah menerjemahkannya saat mendongeng.


Namun, jika tujuannya untuk meningkatkan kemampuan anak berbahasa lebih baik dibacakan dalam bahasa yang sama (tulisan dan ucapan) agar anak lebih tektok menambah perbendaharaan katanya. Walaupun anak belum bisa bicara, dia sudah bisa merekam sebuah tulisan dan bagaimana cara membacanya. Bunda Putri memberikan contoh, "Misalnya, anak sudah paham beberapa kosakata bahasa Inggris, bisa juga dibaca dulu dalam bahasa Inggris, kemudian kata yangg rumit dijelaskan. Dari contoh yang diberikan narsum kulwhap, misal teks bukunya begini, 'The cat is running all day and get exhausted'. Kita bacakan dulu dalam bahasa aslinya kemudian kata yang sulit dijelaskan dalam bahasa yang dikuasai anak, misal: exhausted is when you really really tired/exhausted itu ketika kakak capeeeek banget."




Memberi anak pertanyaan sederhana dengan teknik 5W (What, Who, When, Where, Why) dan 1 H (How) setelah mendongeng bisa mengasah kemampuannya berpikir.




Dalam dongeng sebaiknya ada pesan moral yang bisa disampaikan, karena ini efektif sekali menanamkan perilaku baik pada anak. Tapi kalau tidak ada pun tidak masalah. Sesekali mendongeng untuk bersenang-senang juga baik untuk perkembangan emosi anak.


Nah, jadi sudah tidak ragu lagi kan untuk mendongengi anak? Langsung lakukan hari ini, ya. Karena seperti Bunda Dede Rahmadhany bilang, dalam mendongeng, "Do It" adalah kunci. Dan nantikan kulwhap Read Aloud yang akan diselenggarakan oleh RB Playdate di bulan November nanti. Jangan lupa daftar dulu di sini bagi yang belum bergabung di RB Playdate.


Selamat mendongeng, Bu. Selamat membuat kenangan indah bersama si kecil. Sampaikan salam hangat kami untuknya ya.



RB Playdate Ibu Profesional Asia


No comments